Polri Jadi Garda Terdepan Wujudkan Swasembada Jagung dan Keadilan Pangan Nasional

Redaksi Media Bahri
0


BahriNews.id | Jakarta, 2 Agustus 2025 — Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) terus menunjukkan transformasi peran yang signifikan, tidak hanya sebagai penegak hukum, tetapi juga sebagai aktor kunci dalam mendukung program strategis nasional, termasuk swasembada jagung. Upaya Polri dalam menjaga keadilan pangan dan mengamankan sektor pertanian mendapat apresiasi luas dari tokoh masyarakat.


R. Haidal Alwi, Pendiri Haidal Alwi Institute (HAI), menyatakan bahwa peran Polri saat ini sudah jauh melampaui tugas konvensionalnya. Keterlibatan langsung dalam pengamanan pangan, terutama komoditas jagung yang menjadi bahan pokok strategis, menunjukkan bahwa Polri mampu menjadi bagian penting dalam pembangunan nasional.


“Polri kini bukan hanya penegak hukum, tetapi juga mitra pembangunan. Mereka turun ke lapangan, mendampingi petani, dan memastikan rantai distribusi pangan berjalan adil dan aman,” ujar Haidal dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (2/8/2025).


Menurut Haidal, salah satu tantangan terbesar dalam mewujudkan swasembada jagung adalah ancaman terhadap lahan pertanian dan rantai distribusi yang rawan dimanipulasi. Di sinilah Polri berperan penting — dari mengamankan pupuk bersubsidi hingga membongkar praktik mafia pangan.

“Banyak kasus penimbunan atau penyalahgunaan distribusi yang berhasil diungkap berkat ketegasan Polri. Ini penting untuk menjaga harga tetap stabil dan tidak merugikan petani,” imbuhnya.


Polisi Desa Bantu Petani

Haidal menyoroti pula kontribusi besar personel Polri di tingkat desa, terutama Bhabinkamtibmas, dalam mendampingi petani jagung. Melalui pendekatan edukatif dan pengawasan sosial, para petani merasa lebih terlindungi dan termotivasi untuk meningkatkan hasil panen.

“Mereka hadir langsung di tengah masyarakat, memberikan rasa aman dan kepercayaan diri. Ini pendekatan yang menyentuh langsung akar persoalan ketahanan pangan kita,” ujarnya.


Di beberapa daerah sentra jagung seperti Sulawesi Selatan, Lampung, dan Jawa Timur, keterlibatan Polri telah menunjukkan dampak positif. Produktivitas meningkat, petani lebih percaya diri, dan distribusi hasil panen berjalan lancar tanpa intervensi spekulan.


Perkuat Sinergi dan Pengawasan

Dalam konteks distribusi pangan, Haidal mengingatkan bahwa manipulasi terhadap komoditas seperti beras dan jagung bisa mengganggu stabilitas nasional jika tidak diawasi ketat. Ia mendorong penguatan Satgas Pangan sebagai bagian dari sistem pengawasan nasional.

“Kasus beras oplosan yang dibongkar Polri harus menjadi pelajaran. Kita harus siaga terhadap potensi kejahatan serupa di sektor jagung. Satgas Pangan harus diperluas dan diperkuat,” tegasnya.


Haidal juga menyoroti pentingnya peran Polri dalam mengawal akuntabilitas anggaran dan bantuan pertanian agar tepat sasaran dan tidak dimanipulasi elite tertentu.

“Petani kecil harus jadi subjek utama kebijakan. Polri bisa menjadi penjaga keadilan sosial di sektor ini,” tambahnya.


Kapolri Dapat Apresiasi

Dalam kesempatan tersebut, Haidal memberikan penghargaan terhadap kepemimpinan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, yang menurutnya telah melampaui peran pendahulunya.

“Jenderal Sigit bukan hanya Kepala Polri, tetapi juga penggerak solusi atas tantangan ketahanan pangan. Beliau telah membawa Polri keluar dari sekadar peran tradisional,” ucap Haidal.


Ia pun mendorong seluruh pihak, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat sipil, untuk terus bersinergi dan mendukung peran Polri dalam menjaga keamanan pangan nasional.


“Petani butuh perlindungan. Polri hadir menjawab itu. Jika kolaborasi ini terus dijaga, maka swasembada jagung 2027 bukan sekadar target, tapi keniscayaan,” pungkasnya.


Redaksi | BahriNews.id

Tags

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)

#buttons=(Ok, Go it!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Hubungi Kami
Ok, Go it!