
BahriNews.id | Medan — Pernyataan Pangdam I/BB Mayjen TNI Rio Firdianto yang menyebut “tak menemukan penggundulan hutan di Sumatera Utara” menuai reaksi keras.
Penggiat sosial Muhammad Zulfahri Tanjung menyebut pernyataan tersebut tidak realistis, menyesatkan publik, dan berpotensi meremehkan penderitaan korban bencana. Pernyataan tegas itu disampaikan Zulfahri pada Minggu (7 Desember 2025).
Seperti diberitakan sebelumnya, Rio mengklaim bahwa bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda berbagai daerah di Sumut semata-mata disebabkan curah hujan tinggi, bukan aktivitas penggundulan hutan. Klaim tersebut ia sampaikan seusai melakukan peninjauan udara menggunakan helikopter, Sabtu (29 November 2025).
Namun menurut Zulfahri, pernyataan Pangdam jauh dari apa yang terlihat di lapangan. Ia menegaskan bahwa masyarakat bukan buta, dan bukti-bukti kerusakan hutan tampak jelas saat banjir bandang membawa gelondongan kayu yang sudah terpotong rapi.
“Pertanyaan sederhana: apakah hujan bisa memotong kayu dengan rapi? Jawabannya jelas tidak. Jadi apa maksud pernyataan Pangdam?” sindir Zulfahri.
Batang Toru: Fakta Deforestasi yang Tak Mungkin Disangkal
Zulfahri juga menyinggung kondisi Kawasan Hutan Batang Toru, salah satu titik paling krusial dalam isu deforestasi Sumatera Utara. Di wilayah itu, aktivitas tambang dan pembukaan lahan berlangsung terang-terangan dan telah lama menjadi sorotan publik.
“Apakah Pangdam tidak pernah melihat bagaimana Batang Toru dibongkar? Ada pertambangan berdiri kokoh di kawasan hutan. Ini bukan desas-desus. Ini fakta yang tidak bisa dipoles,” tegasnya.
Diduga Ada Kepentingan Besar di Balik Pernyataan Pangdam
Zulfahri juga menyoroti munculnya kecurigaan publik. Ia menilai pernyataan Pangdam I/BB yang menyebut tidak menemukan penggundulan hutan justru semakin memperkuat dugaan adanya kepentingan tertentu di balik narasi tersebut.
“Pernyataan seperti itu justru membuat publik bertanya: apakah ini upaya meredam isu yang berpotensi menyeret perusahaan-perusahaan besar yang selama ini diduga berperan dalam merusak hutan kita?” ujar Zulfahri.
Ia menambahkan, masyarakat sekarang semakin kritis dan tidak mudah percaya begitu saja pada pernyataan pejabat, terlebih yang tidak sesuai fakta lapangan.
“Jangan Bungkam Kebenaran”
Zulfahri menegaskan bahwa bencana yang menelan korban jiwa dan menghancurkan ratusan rumah tidak boleh dianggap remeh atau disederhanakan dengan narasi hujan semata.
“Ini soal nyawa manusia. Jangan bungkam fakta kerusakan hutan dengan alasan cuaca. Kebenaran tidak bisa ditutup-tutupi,” pungkasnya.
Reporter: Mhd. Zufahri Tanjung
Editor: Zulkarnain Idrus

