
Tapanuli Tengah – BahriNews.id | Enam hari pasca banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Tapanuli Tengah, ratusan warga masih terjebak di rumah mereka sendiri, kelaparan, dan tanpa akses kesehatan memadai. Namun ironisnya, pemerintah daerah masih bungkam dan logistik bantuan belum terlihat di tiga kecamatan terdampak: Kolang, Sorkam, dan Barus.

Obed Mei Situmeang, Pengurus DPD KNPI Sumatera Utara, mengutuk lambannya respons pemerintah. “Sampai sekarang, bantuan tidak ada, listrik padam, warga kelaparan, dan pemerintah daerah seolah tidak peduli. Ini bukan sekadar bencana alam, ini bencana kemanusiaan akibat kelalaian pemerintah,” tegas Obed.
Warga Kolang, Yuni, menuturkan dengan nada putus asa:
“Kami belum makan. Mau keluar tidak bisa, semua terisolasi. Bantuan belum datang. Apa pemerintah benar-benar peduli?”

Obed menuntut Presiden Prabowo Subianto turun tangan langsung, mengecam pemerintah daerah yang mengabaikan warga dalam kondisi kritis. Ia menegaskan, korban banjir bandang dan longsor ini bukan hanya membutuhkan logistik, tetapi keadilan dan perhatian nyata dari pemerintah.
Banjir bandang dan longsor bukan sekadar musibah alam. Ketidakpedulian pemerintah justru membuat warga menderita lebih parah. Saat ini, waktu adalah nyawa, tetapi respons pemerintah masih tertinggal jauh.
Reporter: Mhd. Zulfahri Tanjung
Editor: Zulkarnain Idrus
