Jakarta, Senin (11/8/2025) — BahriNews.id |
Ketegangan geopolitik dunia kini tak lagi sekadar urusan diplomasi, melainkan ancaman nyata bagi stabilitas nasional. Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Thomas Djiwandono mengingatkan, gejolak internasional dapat langsung merembet ke dalam negeri melalui guncangan sistem pembayaran global, fluktuasi tajam nilai tukar rupiah, hingga lonjakan harga energi dan pangan.
Peringatan itu disampaikan Thomas saat menjadi narasumber dalam Focus Group Discussion bertema Potensi Dampak Eskalasi Geopolitik terhadap Indonesia, Senin (11/8) di Jakarta.
“Kita harus mampu membaca risiko global dengan kacamata stabilitas nasional,” tegasnya.
Thomas menekankan bahwa benteng ketahanan ekonomi harus dibangun sebelum badai krisis menerpa. Sinergi kebijakan fiskal, moneter, dan makroprudensial harus berjalan harmonis untuk menjaga sistem keuangan tetap kokoh, daya beli masyarakat terlindungi, dan pertumbuhan ekonomi tetap berkualitas.
Ia juga mengingatkan, ketahanan nasional tidak lahir dari satu sektor semata. Diplomasi perlu memastikan jalur perdagangan dan keuangan tetap terbuka; sektor keamanan menjaga keselamatan warga; sektor teknologi menjamin keamanan siber; sementara industri mendukung pelaksanaan strategi ekonomi.
“Semua unsur ini harus bergerak dengan satu kompas. KSSK menjadi pusat orkestra koordinasi stabilitas sistem keuangan,” jelasnya.
Di akhir penyampaiannya, Wamenkeu Thomas mengajak seluruh pihak memperkuat sinergi lintas sektor, menjaga keselarasan kebijakan dengan kepentingan nasional, dan membangun kepercayaan publik.
“Kepercayaan adalah fondasi utama. Tanpa itu, kebijakan sebaik apa pun tidak akan efektif,” tandasnya.
Redaksi: BahriNews.id