Pandeglang, Banten – Mediabahri.com |
Gelombang protes warga Pandeglang terus membesar menyusul pengiriman sampah dari Kota Tangerang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bangkonol, Kecamatan Koroncong. Sejak truk-truk pengangkut sampah mulai berdatangan, bau menyengat, serbuan lalat, hingga keluhan sesak napas dan batuk-batuk dilaporkan merebak di pemukiman sekitar.
Media sosial warga penuh dengan keluhan dan foto-foto kondisi terkini. Aroma busuk yang terbawa angin hingga jarak ratusan meter dianggap telah merusak kenyamanan hidup dan mengancam kesehatan masyarakat.
Tokoh masyarakat Pandeglang, Bang Yos, yang turun langsung meninjau lokasi, menyebut situasi ini tidak bisa dibiarkan.
“Saya bertemu langsung dengan warga dan tokoh masyarakat. Mereka keberatan, bahkan sebagian sudah terganggu kesehatannya. Lalat semakin banyak, bau tak tertahankan. Ini bukan sekadar masalah teknis, ini soal hak warga untuk hidup sehat,” tegasnya.
Bang Yos mendesak Pemkab Pandeglang untuk meninjau ulang, bahkan jika perlu membatalkan, Memorandum of Understanding (MoU) terkait pengiriman sampah tersebut.
“Menurut saya, kebijakan ini harus dikaji ulang. Pemerintah daerah wajib memprioritaskan keselamatan warganya. Kalau dampak negatif sudah jelas terlihat, apa lagi yang mau ditunggu?” ujarnya.
Ia juga mengingatkan soal aspek hukum pengelolaan TPA.
“Jangan sampai ini menabrak Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Pengelolaan sampah boleh saja, tapi harus sesuai prosedur dan memperhitungkan risiko jangka panjang,” pungkasnya.
Hingga berita ini dirilis, pihak Pemkab Pandeglang belum memberikan keterangan resmi terkait desakan warga maupun kemungkinan penghentian kerja sama. Namun tekanan publik semakin keras, dengan ancaman aksi protes jika tuntutan tidak segera direspons.
Redaksi: Mediabahri.com
