MEDAN | bahrinews.id – Penggiat sosial Muhammad Zulfahri Tanjung menantang keberanian Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam membongkar skandal korupsi proyek pembangunan jalan di Sumatera Utara. Ia menyebut penetapan lima tersangka dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT) baru permukaan dari persoalan yang jauh lebih dalam.
"KPK harus berani. Jangan hanya tangkap pelaksana teknis. Bongkar aktor intelektualnya! Saya yakin ini tidak berdiri sendiri," tegas Zulfahri kepada bahrinews.id, Senin (1/7/2025).
Lima tersangka yang telah ditetapkan adalah Kepala Dinas PUPR Sumut Topan Obaja Putra Ginting, Kepala UPTD Gunung Tua merangkap PPK Dinas PUPR Sumut Rasuli Efendi Siregar, PPK Satker PJN Wilayah I Sumut Heliyanto, serta dua pihak swasta yakni Akhirun Efendi Siregar dan anaknya M Rayhan Dulasmi Piliang.
Zulfahri mendesak KPK untuk menyelidiki apakah Gubernur Sumatera Utara Bobby Arif Nasution mengetahui atau bahkan terlibat dalam proyek-proyek bermasalah tersebut.
"Sebagai kepala daerah, mustahil dia tidak tahu. Jangan ada yang kebal hukum. Kalau memang ada indikasi, Bobby pun harus diperiksa," ucapnya lantang.
Ia juga menyinggung karakter pemimpin di Sumatera Utara yang menurutnya alergi terhadap kritik.
"Setiap dikritik, buru-buru klarifikasi. Ini kebiasaan buruk yang menunjukkan betapa miskinnya ruang dialog antara rakyat dan pemimpinnya," sindir Zulfahri.
Ia pun menyampaikan bahwa masyarakat Sumut tengah menunggu sejauh mana nyali KPK.
"Apakah kasus ini hanya akan berhenti pada lima nama itu, atau KPK benar-benar serius sampai ke puncaknya. Jangan sampai publik kembali kecewa," tutupnya. (Red)