Tragedi Kebakaran di Langkat, Ricky Anthoni Turun Tangan: “Ibu Ini Pungut Beras dari Abu, Negara ke Mana?”

Zulkarnaen_idrus
0


BahriNews.id | LangkatNegara boleh saja punya anggaran triliunan, tapi di Langkat, seorang ibu bernama Jamiah memunguti beras dari puing kebakaran demi bisa makan. Rumahnya ludes dilalap api pada Jumat dini hari (2/5/2025), dan yang hadir pertama kali bukan pemerintah, tapi seorang legislator muda: Ricky Anthoni.


Politikus Partai NasDem yang juga Wakil Ketua DPRD Sumatera Utara itu langsung mendatangi lokasi kebakaran di Dusun III Paya Remis, Desa Padang Tualang, Kecamatan Padang Tualang. Bersama tim relawannya dari BAPERA (Barisan Pendukung Ricky Anthoni), ia membawa bantuan pangan dan sejumlah uang tunai untuk korban.



“Ini bukan sekadar musibah. Ini tamparan bagi kita semua,” tegas Ricky.


“Seorang warga kehilangan tempat tinggal, dan untuk makan, ia harus memunguti beras dari abu. Lalu ke mana pemerintah daerah? Ke mana dana darurat? Ke mana empati?”


Kebakaran yang diduga disebabkan korsleting listrik itu membumihanguskan rumah Jamiah tanpa menyisakan apa pun. Ricky Anthoni yang mendengar kabar ini dari relawannya, langsung bergerak—tanpa seremoni, tanpa kamera protokoler.



Negara Absen, Rakyat Bergerak

Kehadiran Ricky bukan hanya soal bantuan, tapi juga sindiran keras terhadap lemahnya respons pemerintah terhadap krisis rakyat kecil.
“Jangan segan hubungi saya. Bagi warga Langkat, pintu saya selalu terbuka. Negara ini tidak boleh terus absen saat warganya menjerit,” katanya.


Jamiah hanya bisa menangis menerima bantuan yang datang secara mendadak itu.


“Terima kasih, Pak RA. Saya tidak tahu lagi harus mengadu ke siapa. Semoga Allah membalas kebaikan ini,” ucapnya lirih.


Catatan Kritis

Kisah Jamiah adalah potret telanjang ketidakberdayaan rakyat kecil saat bencana melanda. Di tengah berbagai proyek pembangunan yang diklaim pemerintah, masih ada warga yang harus memunguti beras dari sisa kebakaran untuk bertahan hidup.


Hari ini, seorang legislator muda tampil mengambil peran. Tapi sampai kapan warga harus bergantung pada rasa iba, bukan sistem yang berpihak?

(Rudy Hartono/ ZoelIdrus | BahriNews.id)

Tags

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)

#buttons=(Ok, Go it!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Hubungi Kami
Ok, Go it!