Aksi yang dinilai tak ubahnya seperti preman berkedok wartawan ini terjadi pada Senin (29/9/2025). Korban, seorang perangkat desa, mengaku awalnya dilontarkan berbagai pertanyaan seputar penggunaan dana desa. Namun, alih-alih menjalankan tugas jurnalistik secara profesional, oknum tersebut justru meminta uang.
"Masak saya ditanyai soal dana desa, ujung-ujungnya malah minta uang. Kalau perlu uang minyak ya bilang saja. Saya pun tak kenal siapa orang ini, tiba-tiba tanya-tanya lalu meminta uang. Gayanya pun menggertak, sama sekali tidak etis,” keluh perangkat desa itu kepada wartawan BahriNews.id.
Tak hanya curhat, perangkat desa tersebut bahkan mengirimkan foto wajah oknum jurnalis H melalui aplikasi WhatsApp sebagai bukti ulahnya yang dianggap meresahkan.
Pemerhati sosial publik Aceh, Bung Karo-karo, turut angkat bicara. Ia menilai aksi oknum wartawan H telah mencederai marwah profesi jurnalis.
"Kalau konfirmasi ya konfirmasi. Jangan dijadikan modus untuk memeras. Ini jelas-jelas jurnalis abal-abal, tak beretika dan tak beradab. Ulah begini yang bikin masyarakat makin muak,” tegasnya.
Kasus ini langsung menjadi bahan pembicaraan publik di Langsa. Pasalnya, tindakan seperti ini bukan hanya mempermalukan profesi wartawan, tapi juga bisa menimbulkan citra negatif terhadap media secara keseluruhan.
(Jihandak Belang/Pasukan Ghoib/Team PSP Aceh)
BahriNews.id – Tajam, Kritis, Menggigit!
