Aceh Tamiang, BahriNews.id | Malam itu, Kamis (3/4/2025), Syahrial Arif (30) pamit keluar rumah. "Cuma sebentar, mau beli rokok," katanya singkat pada keluarganya. Tak ada yang menyangka, itu adalah kalimat terakhir yang mereka dengar dari Syahrial.
Sekitar pukul 23.00 WIB, dentuman keras terdengar menghantam dinding salah satu rumah warga di Desa Alur Manis, Kecamatan Rantau, Aceh Tamiang. Seorang saksi, terbangun karena suara itu, melangkah keluar. Di sanalah, tubuh Syahrial tergeletak, diam, dan dingin.
Ia ditemukan bersimbah darah, diduga setelah dianiaya dua orang pria berinisial EFP (30) dan RHP (25). Malam yang seharusnya sunyi berubah menjadi penuh kepanikan. Warga bergegas membawa Syahrial ke rumah sakit. Namun takdir lebih dulu menjemput. Nyawa Syahrial tak tertolong.
Kapolres Aceh Tamiang menyampaikan, penganiayaan berawal dari cekcok mulut antara korban dan pelaku saat berpapasan di jalan. Apa yang mereka perdebatkan, masih misteri. Namun, emosi yang meledak hanya menyisakan duka.
“Kedua pelaku sempat melarikan diri dan bersembunyi di rawa-rawa sekitar lokasi. Berkat kerja cepat tim kami dan bantuan warga, mereka berhasil ditangkap pada Jumat (4/4/2025) sekitar pukul 17.50 WIB, kurang dari 24 jam setelah kejadian,” kata Kapolres, Sabtu (5/4/2025).
Barang bukti yang diamankan—sebuah senter LED berbahan besi dan sapu ijuk bergagang kayu—diduga menjadi alat yang digunakan untuk menghabisi korban.
Kini, dua pria itu mendekam di balik jeruji besi. Sementara keluarga Syahrial harus menanggung kehilangan mendalam di tengah suasana Idul Fitri, saat kebanyakan rumah sedang dihiasi tawa dan peluk hangat keluarga.
“Ini tragedi yang seharusnya tidak terjadi. Hanya karena emosi sesaat, satu nyawa melayang, dua masa depan hancur,” ujar Kapolres.
Ia juga mengimbau masyarakat agar belajar mengendalikan diri. “Di momen suci seperti ini, marilah kita jaga hati, jaga tindakan. Karena satu langkah keliru, bisa menghancurkan segalanya.”
Penulis: ZOELIDRUS
