Pandeglang – BahriNews.id | Rencana pengiriman sampah dari Kota Tangerang Selatan (Tangsel) ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bangkonol, Kecamatan Koroncong, Kabupaten Pandeglang, bukan lagi sekadar isu — kini menjadi bara yang siap meledak. Warga Bangkonol bersama Forum Warga Banten Bersatu (Forwatu Banten) menyatakan perang terhadap kebijakan yang dinilai merugikan rakyat dan mencederai hak lingkungan hidup yang sehat.
“Kamis, 14 Agustus 2025, kami turun. Tuntutan kami jelas: batalkan MOU dengan Pemkot Tangsel atau kami kepung Pendopo Bupati!” tegas Agus Sugianto Wibowo, Humas Forwatu Banten, Minggu (10/8/2025).
Warga menilai, TPA Bangkonol saat ini saja sudah menimbulkan masalah: bau menyengat, keluhan sesak napas, dan batuk-batuk mulai menyerang masyarakat sekitar. Masuknya sampah dari luar daerah dianggap akan memperparah pencemaran dan merendahkan kualitas hidup.
Seorang tokoh masyarakat, Bang Yos, yang ditemui di lokasi, menuturkan keresahan warganya. “Kami sudah merasakan dampaknya. Bau itu menyiksa, kesehatan kami terganggu. Pemerintah harus membatalkan ini, titik,” ujarnya geram.
Menurut salah satu warga yang enggan disebutkan namanya, kebijakan tersebut diduga melanggar Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPPLH). Ia menilai, Pemkab Pandeglang telah mengabaikan asas partisipasi publik dan mengutamakan kepentingan pihak luar.
Ratusan massa dari berbagai elemen masyarakat diperkirakan akan bergabung dalam aksi ini. Mereka siap membawa spanduk, poster penolakan, hingga orasi tanpa henti sampai tuntutan dikabulkan.
Hingga berita ini diturunkan, Pemkab Pandeglang masih bungkam, belum memberikan jawaban resmi atas desakan pembatalan MOU. Situasi di Bangkonol kian panas, dan Kamis mendatang berpotensi menjadi hari penentuan.
(Red/BahriNews.id)
